twitter


Hari mulai senja, ku terbangun dalam tidurku yang lelap. Akan ku mulai hari dengan senyuman yang terindah untukku berikan kepada seluruh manusia sebagai pengganti senyuman yang tak bisa aku terima dari orang lain. Aku terlahir dari keluarga yang bahagia. Namaku Tifa Mutiara Senja, aku memiliki seorang Kakak. Kakak yang memberikan perhatian yang sangat banyak untukku. Disaat aku sedih atau pun rumit oleh keadaan ini dia lah yang selalu ada disampingku, oleh sebab itulah sampai umurku 19 tahun belum mempunyai seorang kekasih, karena Aku rasa perhatian dari kakak sudahlah cukup. Aku dan Kakakku berbeda umur 3 tahun, kini kakakku berusia 22 tahun. Dia bernama Mentari Mutiara Senja.

Walau pun Aku memiliki keluarga yang bahagia namun sebenarnya Aku hanya dekat dengan Ayah saja. Ayah yang selalu bisa membuatku tersenyum. Berbeda dengan Ibukku, Dia selalu membenciku, bahkan Dia tak ingin melihatku. Setiap Aku bertanya Ibu hanya menjawab dengan nada tak menganggapku, Dia selalu kesal terhadapku walau Aku tak pernah membuatnya kesal. Tapi Ibu begitu menyayangi Mentari, selalu memperilakukan mentari dengan manja dan nyaman disisinya. Sebenarnya Aku merasa Ibu membedakan antara Aku dan Mentari, Ibu lebih ingin Mentari disisinya dibandingkan Aku. Ibu tak pernah kesal apabila Mentari berbuat salah malah Ibu menyalahkanku.

Mentari sering memberi perhatian padaku, karena perilaku Ibu kepadaku. Ibu selalu mencampakkanku, tanpa kenal lelah Ibu selalu menghinaku dan menyepelekan semua yang Aku perbuat. Ibu mengira semua yang aku lakukan hanya ingin menandingi kepintaran Mentari saja, dan Ibu tak suka itu. Padahal sebenarnya Aku melakukan semua kegiatan hanya untuk agar Ibu bisa menyayangiku seperti Ibu menyayangi Mentari. Walaupun Aku dekat dengan Ayah, walaupun perhatian Ayah dan Mentari banyak tapi aku tetap ingin merasakan bagaimana disayang, dicintai dan diberi perhatian dari seorang Ibu.

Saat itu, teman-teman kampusku berkunjung kerumah. Saat itu Aku ingin mengenalkan semua teman-temanku kepada Ibu tapi Ibu sedang tidak ada dirumah. Setelah beberapa jam Ibu datang kerumah dan tiba-tiba memarahi semua temen-temanku dan mengusir mereka bahkan di depan teman-temanku Ibu mengatakan bahwa Ibu tak pernah mempunyai anak yang bernama Tifa Mutiara Senja dan mengatakan bahwa Aku ini anak HARAM yang tak pernah diharapkan untuk datang. Pada saat itu teman-temanku menjauhiku seakan mereka tak ingin berteman denganku, hati aku sungguh sakit dan sedih sekali. Kenapa Ibu bisa berkata seperti itu padahal Aku ini adalah anaknya dan Aku juga mempunyai seorang Ayah. Kemudian pada saat itu Aku sudah yakin dengan perasaan Ibu yang takkan bisa menerimaku dan menyayangiku seperti Mentari. Tapi aku akan terus mencari sebab-sebab kebencian Ibu dan kebenaran bahwa Aku bukanlah anak HARAM yang seperti Ibu bilang kepada teman-temanku.

Sejak teman-temanku membenci dan menghindar dari Aku. Aku akhirnya menyatakan ingin pindah kampus karena Aku kurang nyaman dengan keadaan dikampus yang selalu mengejek dan menghinaku dengan sebutan anak HARAM. Dan Ayah mengerti perasaanku dan akhirnya Ayah mendaftarkanku di kampus Universitas Padjajaran. Dan Aku mulai melupakan perkataan Ibu yang menyebutkan Aku anak HARAM.



Saat itu kami sekeluarga sedang berkumpul diruang tengah rumah dan berbincang-bincang. “ Mentari bagaimana kuliahmu ?” Ibu selalu bertanya seperti itu kepada Mentari

“ kuliahku baik-baik aja kok Bu, malah nilaiku semakin baik” Mentari menjawab dengan semangat dan tersenyum.

“ bagus sayang, terus pertahankan nilaimu “ Ibu mengelus kepala Mentari
br/> “ Ibu tak bertanya padaku ?” Aku pun bertanya, karena Ibu tak pernah bertanya apapun keadaannku. Tapi Ibu tak menjawab satu kalimat pun, Ia hanya sibuk dengan handphonenya.

“ Ibu Tifa bertanya pada Ibu, jawab dong Bu “ Mentari mencoba menegur Ibu tapi tetap saja Ibu hanya sibuk dengan handphonenya.

“ Aku di kampus mempunyai banyak teman yang berbeda sifat dan karakter dihariku pertama dikampus semua temanku bisa menerima keadaanku “ aku mencoba menjelaskan semua keadaan di kampus tadi pagi tapi tetap saja Ibu hanya diam.

“ sudahlah Tifa , Ibu pasti mendengar semua perkataanmu. Semangat dikampus barumu itu, jadilah mahasiswi yang berprestasi “ Mentari seakan tak ingin membuatku sedih, Ia pun menjawab semua perkataanku.

Bingung sebenarnya melihat perilaku Ibu yang seperti itu, tak pernah menganggap Aku ada bahkan tak pernah memperdulikanku. Apakah Aku ini bukan anaknya ?? sehingga ibu tak pernah ingin ada aku dirumah ini. Pertanyaan itu selalu tersimpan dalam benakku dan seakan tak ingin hilang.

Hari senin, 26 Februari 2011 Saat aku dikampus Aku merasa perasaanku ada yang mengganjal entah apa itu. Tapi memang membingungkan, tak biasanya Aku merasakan perasaan yang begitu khawatir dan bingung. Dan yang kupikirkan hanyalah Ayah, Aku takut Ayah kenapa-kenapa. Tiba-tiba handphoneku berbunyi ternyata dari Mentari, betapa Aku sedih dan terkejut mendengar suara Mentari di handphoneku. Ayah ..... Ayah meninggal kecelakaan. Ya Tuhan, kenapa ini terjadi ? kenapa tak Kau ambil saja nyawaku daripada Aku harus melihat Ayah meninggalkan Aku selamanya, hanya Dia Tuhan yang selalu mengerti dan memahamiku. Aku bisa mati tanpa Dia Tuhan. Rasa kekecewaanku semakin menjadi dan menjadi. Tapi hidup haruslah terus berjalan Aku harus bangkit untuk menjalani hidup walau tanpa Ayah disisiku tanpa ada lagi yang menyayangiku.

Hari-hari tanpa ayah membuatku tak semangat apalagi dengan keadaan rumah yang seperti ini. Ibu yang tak pernah peduli dengan keadaanku sementara Mentari yang sibuk dengan skripsinya. Ku teringat pada sahabatku yang berada di luar negeri, ku coba hubungi dia tetapi karena aku malu menghubunginya dengan namaku akhirnya aku menghubungi dia dengan menggunakan nama Mentari.

To : Ryn From : Mentari Hay, Ryn bagaimana kabarmu ? sudah lama kau tak menghubungiku , sombong sekali kau. Masih ingatkah denganku ?

To : Mentari From : Ryn Hay, sahabatku maafkanlah sahabatmu ini. Aku baik disini bahkan betah sekali disini. Bukannya Aku sombong tapi akhir-akhir ini Aku sedang banyak tugas kantor jadi aku lupa menghubungimu. Ingatlah masa sama sahabat sendiri ga inget sih. Kabarmu disana bagaimana ? oh ya Adikmu yang bawel itu juga kabarnya bagaimana ? kangen Aku ingin berjumpa dengan si bawel itu

To : Ryn From : Mentari Kabar disini sedang duka , Ayahku baru saja meninggal malam kemarin. Tifa sangat kangen sama kamu selalu saja dia menanyakanmu . Kapan mau pulang ke Indonesia ?

To : mentari From : Ryn Ya ampun , Aku ga tau kalau paman sudah meninggal. Aku turut berduka cita ya , yang sabar ALLAH sedang menguji kesabaran keluargamu. Aku akan pulang minggu ini, tunggu Aku dirumahmu

To : Ryn From : Mentari Ya makasih . Minggu ini ?? Aku ga bisa ketemu denganmu minggu ini kalau kamu pulang ke Indonesia. Soalnya Aku ada penelitian di Jakarta dan itu waktunya lama

To : Mentari From : Ryn Ahh payah. Giliran Aku pulang kamu tak bisa menemuiku, ya sudahlah Aku bertemu dengan Bibi dan Adikmu saja. Aku di Indonesia 1 bulan kalau masih ada waktu kamu bisa menemuiku dirumahku

To : Ryn From : Mentari Okee lah. Akan ku beritahu Ibu dan Adikku. Sampai berjumpa di Indonesia

To : Mentari From : Ryn Tak sabar aku ingin segera pulang

Chatting Aku dan Ryn pun berakhir. Ryn tidak tahu bahwa Aku yang bersamanya chatting, mungkin nanti setelah dia di Indonesia akan ku beritahu semuanya. Menunggu kedatangan Ryn semangatku tumbuh lagi. Sebenarnya Aku mencintainya setelah dia datang akan kuceritakan semua perasaanku.

1 bulan kemudian ....

Hari Minggu, 26 Maret 2011 Hari ini karena Aku tak ada jadwal kampus akhirnya dari pagi sampai siang aku menunggu kedatangan Ryn. Ibu dan Mentari tak mengetahui Ryn akan datang hari ini akhirnya Aku menjemput Ryn dibandara hanya seorang diri saja. Dibandara ...

Setelah berjam-jam aku menunggu kedatangan pesawat Ryn akhirnya pesawat itu datang dan aku langsung berlari kearah Ryn dan langsung memeluknya. “ Ryn....Ryn.....Ryn.... “ Aku berlari kearah Ryn

“ hay anak bawel “ Ryn menghampiriku

“ Ryn aku sungguh merindukanmu , ayo cepat kita bertemu dengan Ibu “ Aku menarik tangannya.

“ Aku pun sama Tifa, nanti kita berkeliling Bogor ya untuk menghapus rasa kangen. Ayo cepat kita kerumahmu “ kata Ryn Kami berdua pun berjalan menuju mobilku dan segera menemui Ibu.

Sejak kedatangan Ryn, Aku dan dia semakin dekat. Aku mengetahui semua tentangnya begitupun dia mengetahui semua tentangku. Aku semakin mencintainya, mungkin Ryn pun merasakan hal yang sama denganku. Aku sangat berharap kalau cinta ini tidak bertepuk sebelah tangan.

Hari, Jum’at 5 April 2011 Hari ini Mentari pulang dari Jakarta. Dan aku memberitahukan semuanya pada Ryn bahwa yang selama ini chatting dengannya adalah Aku bukanlah Mentari. Mendengar semua itu akhirnya Ryn mengerti dan ga marah sama Aku. Tepat pukul 10.00 WIB, Mentari pulang dan langsung menemui Aku, Paman Andre, Bibi Sonya dan Ibu yang sedang berkumpul dirumahku.

Saat itu terjadi perbincangan antara Paman Andre, Bibi Sonya dan Ibu. “ bagaimana ndo jadi kita menjodohkan anak kita berdua ? “ paman bertanya pada Ibu

“ ya tentu jadi, karena itu adalah amanat ndi dengan suamiku “ Ibu menjawab dengan senyuman.

Sebetulnya aku bingung apa yang dibicarakan mereka. Pasti Ibu ingin menjodohkan Aku dengan Ryn karna Ibu dan Paman melihat kedekatanku selama ini, aku hanya mengira seperti itu.

“ sebelum Ryn kembali ke Paris kita harus mengadakan akad nikah terlebih dahulu di Indonesia “ bibi Sonya ikut berbicara.

“ baiklah, aku setuju saja. Karena pasti Ryn dan Mentari sudah saling suka dan siap untuk menikah tahun ini, betulkan Mentari ? “ Ibu tersenyum dan bertanya pada Mentari.

“ Ia Bu, Aku siap menikah dengan lelaki Eropa itu, hahaha “ Mentari tertawa bahagia. Pudarlah semua harapanku ternyata Paman Andre, Bibi Sonya dan Ibu menjodohkan Ryn dengan Mentari bukan denganku. Patah hati ini, tapi Aku mencoba bahagia melihat semua itu.

Hari, sabtu 20 April 2011 Tibalah hari pernikahan Ryn dan Mentari. Semua sibuk untuk menyiapkan pernikahan mereka. Saat Aku sedang merangkai bunga Aku melihat Ryn yang sedang melamun di ruang tengah, akupun menghampirinya. Saat Aku menghampirinya, dia tiba-tiba menceritakan semua perasaannya padaku. Ternyata Ryn mencintaiku dan dia tak ingin pernikahan ini terjadi. Tapi Aku menyuruhnya untuk tetap melangsungkan pernikahan ini sebagai bentuk pengorbanan cintanya padaku. Akhirnya Ryn pun akanmelangsungkan pernikahannya demi aku. Aku memarahinya dan meninggalkannya. Saat itu Ibu melihatku keluar dari ruang tengah, mudah-mudahan Ibu tak mendengar apa yang Aku bicarakan dengan Ryn.

Saat semua sedang sibuk dengan pernikahan Ryn dan Mentari, tiba-tiba datang seorang lelaki menemui Ibuku. Aku mengintip dan mendengarkan semua perbincangan Ibu dengan lelaki itu.

“ Hay nyonya, dengarkan perkataanku !! Tuan Andre takkan mungkin dapat berbesan denganmu, setelah nanti akan ku beritahukan pada Tuan Andre bahwa Tifa bukanlah anak kandungmu dan itu sangat memalukan. Mana ada Tuan yang terhormat dapat berbesan dengan seorang yang Hina “ dengan nada mengancam lelaki itu berkata.

“ Aku mohon jangan beritahukan semua itu pada Tuan Andre, Tifa anak kandungku “ Ibu memohon dan menangis.

lelaki itu berkata “ BOHONG !! aku mempunyai banyak bukti “ aku menghampiri mereka dengan menangis. “ apa ? aku bukan anak Ibu ? jadi selama ini Ibu membenciku karena Aku bukan anak Ibu. HEH !! Tuan yang terhormat pernikahan ini akan terus berlangsung aku akan menemui Paman Andre untuk menjelaskan semuanya” aku berlari dan menuju kerumah Paman Andre dan menjelaskan semuanya. Dalam suasana ramai dan dilihat oleh semua undangan aku menjelaskan pada Paman Andre dan Ryn dengan menangis.

“ Paman apakah Paman akan membatalkan pernikahan Ryn dengan Mentari ? “

“ maksudmu apa Ndo ? “

“ Paman, apakah Paman akan menerima keluargaku dengan posisiku sebagai anak Tiri. Sebenarnya Aku dan Mentari adalah saudara Tiri Bukan Saudara kandung. Selama ini Aku tak mempunyai seorang Ayah dan Ibu. Aku ini hina Paman, apakah Paman tetap akan melangsungkan pernikahannya ? “

“ dengan keberanianmu menyatakan jati dirimu, Paman sangat bangga. Paman akan tetap melangsungkan pernikahan ini, paman sangat ingin mempunyai anak Tiri sepertimu yang berbakti dan tak pernah melawan “

“ benarkah itu Paman ? terimakasih Paman Aku pun ingin mempunyai Ayah sepertimu karena Aku sungguh merindukan Ayah “

“ kalau kau ingin menganggapku Ayah, kau boleh memanggilku dengan sebutan Ayah “

“ terimakasih Paman Aku menyayangimu, akan ku beritahu pada Ibu “ Setelah Aku mendengar semua pernyataan Paman. Aku segera kembali pulang dan menemui Ibu.

“ Ibu paman akan melangsungkan pernikahan ini, Paman tidak akan membatalkannya “ Tiba-tiba Ibu menangis

“ Tifa kamu anak Ibu, anak kandung Ibu. Maafkan Ibu telah menyianyiakanmu, Ibu sangat sayang padamu. Ibu tahu kau dan Ryn saling mencintai, ibu akan membatalkan semua pernikahan ini demi cintamu. Maafkan ibu “ ibu terus memelukku Aku menghapus air mata Ibu.

“ Ibu pernikahan ini haru terus berlangsung, karena ini demi kebahagian Mentari. Ibu tak perlu mementingkan kebahagiaanku karena Ibu sudah menerimaku dan mengakuiku sebagai anak itu sungguh kebahagiaan yang aku tunggu selama ini. Sudahlah hapus air mata Ibu, tak ada manfaat Ibu menangisi ini semua karena ini semua bukanlah kesalah Ibu. Ini semua memang rencana Tuhan untuk keluarga kita. Ayolah ibu tersenyum “

“ terimakasih anakku , Ibu sangat menyayangimu. Maafkan Ibu “

“ sudah, sudah Bu . Aku juga menyayangimu “

Pernikahan Ryn dan Mentari pun berlangsung lancar. Akhir Penantianku berujung dengan kebahagiaan yang datang disaat dilanda kesedihan. Ditinggal Ayah dan orang yang Aku sayangi, tapi tak mengapa. Dalam hidupku hanya ingin mendapatkan pengakuan dan penerimaan seorang Ibu . Terimakasih Tuhan atas semua yang telah kau berikan. Setelah Aku menunggu 19 tahun untuk menerima pengakuan dari Ibu. Engkau-Lah yang selalu memberikan kekuatan dan kesabaran. Sungguh Engkau Maha pelindung dan Maha Penyang. Terimakasih TUHAN ..... ------ SELESAI ------

0 komentar:

Posting Komentar

My Blog List

My Blog List

My Blog List

About This Blog

Text3

Text4

Text6

Snag a button

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Bookmarks

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.